Harga matiku karya Zhafir K. Akalanka



Ibu,
Bolehkah aku tahu?
Terbuat dari apa hatimu itu?
Yang selalu ditusuk pilu namun masih saja mendekap haru.

Ibu,
Tolong beritahu aku,
Seberapa banyak air matamu?
Yang selalu ikhlas diperas sendu hanya untuk do'a yang kian menghidupi pembuluh darahku.

Saat kutemukan sedih di wajahmu,
Saat kutemukan retak pada permukaan hatimu
Saat itu pula kau tersenyum mengubah resahku menjadi tanya yang kian membatu:
Apa kau itu benar-benar seorang penipu?

Bila kau sedang tertawa,
Bila kau sedang ceria,
Bila kau sedang bahagia,
Apa kau sedang berpura-pura?

Kau terus memberiku cinta saat dirimu kupenuhi luka
Kau tetap menuntunku mesra saat janjiku selalu saja berujung dusta
Tapi mengapa kau masih saja percaya dan percaya membuat tanda tanya besar akhirnya menjulang di atas kepala:
Sayapmu kau sembunyikan dimana?

Dekatkan wajahmu, Ibu.
Eratkan pelukmu, Purnamaku.
Kecup aku, Malaikatku.
Sabab di sudut sana, bahkan setan pun tahu: kaulah segalaku.

Aku tahu renta tubuhmu kian menjadi.
Aku tahu rapuh belulangmu kian menyakiti.
Aku tahu peluh lelahmu kian membebani dan takkan pernah berhenti.
Tapi aku mohon; aku tak pernah mau kau pergi

Biarkan waktu tetap berlalu dengn angkuh.
Biarkan aliran di kamar mandi berubah menjadi keruh.
Tapi kasihmu: aku akan selalu butuh.
Sebab tanpamu: aku takkan pernah utuh.

Ibu, 
Jangan jatuhkan lagi air matamu.
Jangan tekuk lagi simpul senyummu.
Genggam jemariku dan terimalah maafku yang hanya bermodal air mata serta lidah yang kelu.
Sebab di sudut hati terdalamku, mencintaimu adalah harga matiku.

Tuhan,
Engkau tahu nafasnya bertaut dengan nafasku
Degupnya senada dengan jantungku.
Dan ringkihnya, akan selalu menjadi tangis bagiku.
Maka, jika dunia kami telah berbeda, hamba bersimpuh padaMu: sandarkan lelahnya di surga untukku.

Oleh: Zhafir K. Akalanka
______
Dikirim oleh Icha
Hago id: 1003811139

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alif Lam Mim Karya : Emha Jayabrata*

Puisi Bungsu Karya Khoirul Triann

Tubir karya Zhafir akalanka